Usaha kos kosan merupakan salah satu jenis usaha yang banyak digemari pebisnis karena mampu mendatangkan passive income dalam jumlah besar. Jenis usaha ini bisa dikembangkan sendiri atau dilakukan melalui kerjasama pihak manajemen kost (sistem kost autopilot). Namun begitu, bukan berarti bisnis kos kosan tidak perlu dibukukan transaksinya.
Pembukuan bisnis berguna untuk mencatat setiap transaksi pemasukan serta pengeluaran yang dilakukan pelaku usaha. Bisnis kos kosan memang jika dipandang “dari jauh” tampak sederhana dan membuat nyaman pelaku usahanya. Akan tetapi jika pembukuannya tidak rapi dan tidak terstruktur, nantinya bisa mengganggu kelancaran bisnis kos yang dijalankan.
Nah, jika bapak dan ibu sudah mulai menjalankan bisnis kos namun masih belum melakukan pembukuan kos, segeralah menata pembukuan bisnis Anda. Pada artikel ini akan kami sedikit singgung terkait keuntungan pembukuan kos serta contoh pembukuan usaha kos kosan yang sederhana dan mudah dipahami.
Keuntungan Pembukuan Usaha Kos Kosan
Transaksi kos kosan biasanya berupa pemasukan dari para penyewa kamar serta pengeluaran untuk membayar berbagai keperluan kos. Pengeluaran kos juga biasanya dilakukan ketika ada komponen yang harus diperbaiki dari kos tersebut, atau bahkan menggaji karyawan pembersih kos serta satpam keamanan yang disewa pemilik kos.
Berbagai keuntungan membukukan transaksi kos kosan yaitu sebagai berikut :
- Catatan transaksi lebih rapi
- Catatan transaksi bisa lebih dikoordinasi
- Mudah dibaca dan dijadikan sumber informasi
- Membuat pemilik kos lebih sistematis dalam mengelola keuangan bisnis kos
- Mengurangi pengeluaran yang tidak diperlukan
- Menjadi sarana evaluasi pemilik usaha kos kosan di masa depan
Dengan berbagai keuntungan tersebut, Anda sangat disarankan untuk membukukan transaksi keuangan kos dengan atau tanpa aplikasi pembukuan kost. Sehingga nantinya pemasukan dan pengeluaran bisnis kos yang dikelola menjadi lebih jelas.
Contoh Pembukuan Transaksi Usaha Kos Kosan Yang Sederhana Dan Praktis
Untuk bisa membuat pembukuan transaksi usaha kos kosan, terlebih dahulu Anda harus mengerti komponen apa saja yang harus dimasukkan dalam kolom pembukuan. Biasanya ada dua jenis transaksi yang harus dimasukkan, yaitu Debet (pemasukan) dan Kredit (pengeluaran). Berikut ini masing-masing contoh dari kedua transaksi tersebut :
- Debet : Pemasukan uang sewa bulanan / tahunan dari para penyewa kamar sesuai kebijakan, pemasukan uang muka sewa kos dari para penyewa yang belum pindah ke kos tersebut, dan lain sebagainya
- Kredit : Pengeluaran biaya listrik, biaya internet, biaya keamanan, biaya pengelolaan sampah oleh tukang sampah, biaya iuran kos untuk RT setempat, biaya gaji pengurus kos, dan lain sebagainya
Lalu berbagai jenis transaksi tersebut dimasukkan dalam tabel sederhana seperti berikut ini :
Debet | Kredit | ||||
Tgl | Jumlah | Keterangan | Tgl | Jumlah | Keterangan |
1/1 | Rp 1.000.000 | Sewa kos kamar ke-1 | 2/1 | Rp 75.000 | Biaya listrik |
5/1 | Rp 1.000.000 | Sewa kos kamar ke-4 | 7/1 | Rp 1.000.000 | Gaji karyawan |
Total | Rp 2.000.000 | Total | Rp 1.075.000 |
Dari tabel di atas bisa kita lihat betapa terstrukturnya pencatatan transaksi pemasukan serta pengeluaran kos yang nantinya Anda jalankan. Dari total Debet dan Kredit yang diperoleh tiap bulan, Anda akan bisa menyimpulkan apakah usaha kos Anda mendapatkan laba atau malah merugi.
Kondisi bisnis kos yang memiliki total Debet lebih besar daripada Kredit disebut sebagai bisnis yang menguntungkan karena mendatangkan laba. Sedangkan jika total Kredit lebih tinggi, berarti kegiatan kos yang dijalankan bulan tersebut mendatangkan kerugian. Semoga bermanfaat dan selamat membukukan transaksi kos Anda sejak dini!